Bandung,
- Ikut andil upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah, khususnya di
wilayah Jawa Barat, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo kembali
melakukan beberapa inovasi terapan, hal itu semua sebagai jawaban sekaligus solusi.
Selain
menciptakan Mesin Pencacah Sampah dan Mesin Pencetak Briket, Pangdam pun
berhasil menciptakan Kompor Biomassa dan Kompor Bara Api (Kobara).
Kapendam
III/Siliwangi Letkol Inf Adhe Hansen kepada awak media di Kantor Pendam
III/Siliwangi Jl. Aceh No. 69 Kota Bandung, Jabar, Minggu (08/01/2023)
menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Kasdam III/Siliwangi pimpin
upacara penjemputan Satgas Yonif 301/PKS purna tugas.
Adapun
Kompor Biomassa dan Kompor Bara Api (KOBARA), inovasi Pangdam III/Slw Mayjen
TNI Kunto Arief Wibowo tersebut kata Kapendam,
telah dilaunching di Lembang Kab. Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis
(05/01/2023) yang dihadiri oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan sejumlah
stakeholder.
“Kompor
Biomassa & Kompor Bara Api (Kobara) menggunakan bahan bakar dari hasil
pengolahan sampah dari inovasi mesin yang berkesinambungan diawali dari mesin
pencacah sampah dan mesin pencetak briket & pelet,” ujarnya.
Lebih
lanjut Kapendam memaparkan Kompor Biomassa adalah kompor untuk pengolahan
makanan menggunakan bahan bakar pelet yang diolah oleh mesin pencacah dan
pencetak briket dari bahan Biomassa yaitu kayu, daun, sayuran, rumput dan lain
- lain hingga menjadi bahan bakar pelet sedangkan Kompor Bara Api (Kobara)
menggunakan bahan bakar briket sampah.
Sementara
perbandingan waktu mendidihkan air satu liter menggunakan Kompor Biomassa
memakan waktu 2 menit, sedangkan menggunakan Kompor gas 8 menit dengan biaya
per 12 Kg Kompor Biomassa 24 ribu rupiah sementara untuk kompor Gas 200 ribu
rupiah kemudian harga 1 Kg bahan bakar biomassa 2 ribu rupiah, BBG 16.667
rupiah.
Pemakaian
nyala api untuk 1 jam Kompor Biomassa sebanyak 0,5 Kg dan BBG 0,2 Kg jadi untuk
pemakaian bahan bakar Biomassa hanya memerlukan biaya sebesar 1 ribu rupiah
dibanding BBG sebesar 3.333 rupiah.
Ditambahkannya,
perbandingan briket sampah dan batubara menggunakan Kobara untuk mendidihkan
air sebanyak 10 liter, bahan bakar briket sampah mampu mendidihkan selama 3
menit sementara batubara selama 7 menit, suhu yang dihasilkan maksimum api di
lidah sebesar 850 °C sementara batubara sebesar 750 °C. (Pendam III/Siliwangi)