Kab. Puncak –
Tidak cukup membuat kekacauan pada Hari Jumat lalu tanggal 10 November 2023
dimana KST di Wilayah Distrik Gome Kabupaten Puncak yang berupaya menyerang
Personil Satgas dan melakukan pembakaran Sekolah SMPN 1 Gome serta melakukan
pembakaran terhadap honai (Rumah adat Papua) masyarakat, aksi lebih keji pun
terjadi dimana KST mulai memberikan ancaman dan mengintimidasi masyarakat
sehingga membuat masyarakat di wilayah Distrik Gome meniggalkan tempat
tinggalnya dan memilih untuk mengungsi serta berlindung di Pos TNI dan Honai
Seputaran Pos Gome, Minggu (12 / 11 / 2023).
Menilik
dari beberapa kejadian yang lalu dimana telah terbongkarnya siasat dari KST
yaitu mereka berupaya membaur dengan masyarakat untuk menyerang baik TNI maupun
masyarakat itu sendiri dengan menggunakan Honai masyarakat sebagai
persembunyian sebelum melakukan aksinya. Hal ini sontak membuat KST menjadi
jengkel dan meluapkan amarahnya kepada masyarakat dengan memberikan ancaman dan
intimidasi. Hal ini dipicu oleh kecurigaan KST terhadap masyarakat karena telah
membocorkan informasi kepada Satgas TNI bahwasanya KST memanfaatkan masyarakat
sekitar untuk menjadi tameng dalam menyerang TNI.
Masyarakat
yang sudah merasa resah dengan kelakuan para KST namun tidak mampu untuk
melawan lebih memilih meninggalkan halaman tempat tinggalnya dan mengungsi ke
Pos TNI Gome. Faktanya, Kejadian ancaman oleh KST terhadap masyarakat bukanlah
terjadi sekali atau dua kali, namun sudah terjadi berkali-kali, dimana
sebelumnya masyarakat hanya berpasrah dengan apa yang dilakukan oleh KST, namun
kali ini mereka memberanikan diri untuk menghindar dari KST dan lebih
mempercayakan diri terhadap Satgas Pamtas Mobile Yonif 300/Brajawijaya yang
berada dibawah Kodam III/Siliwangi. Hal ini pun dapat terjadi karena upaya
pendekatan yang telah dilakukan Satgas secara persisten dan konsisten tak ayal
membuat hati masyarakat kembali memihak kepada TNI.
Tepatnya
pada Pukul 16.20 WIT, masyarakat sejumlah kurang lebih 200 orang yang berasal
dari beberapa kampung yang berada di Distrik Gome yaitu Kp. Jenggernok, Kp.
Wako, Kp. Nenggebuma (Tanah Merah), Kp. Agiyome, Kp. Upaga, Kp.Gome, Kp.
Jonggong Golawi, Kp. Kilanungin, Kp. Misimaga dan Kp. Tigilobak datang ke Pos
TNI Gome untuk mengungsi dan meminta perlindungan terhadap Satgas TNI.
Merasa
hal ini merupakan kondisi yang serius, tak perlu berpikir lama Letkol Inf Afri
Swandi Ritonga selaku Dansatgas Pamtas Mobile Yonif 300/Bjw segera menyiapkan
bansos, makanan dan juga segala kebutuhan masyarakat selama mengungsi di Pos
TNI Gome.
“Kami
merasa takut dan bingung harus berbuat bagaimana karena kami di ancam oleh KST,
dari pada nyawa kami melayang, lebih baik kami memilih untuk mengungsi di Pos
TNI” Ungkap salah Satu Warga Tanah Merah.
Kejadian
ini memang harus menjadi suatu perhatian khusus karena sudah membuat masyarakat
resah dan cemas akan bagaimana nasib mereka kedepannya. Tak hanya sampai
disitu, mereka pun kebingungan karena aktifitas harian mereka juga akan
terhambat karena harus meninggalkan pemukiman tempat tinggal mereka.
Kepala
Suku Besar Kab.Puncak Bapak Abelum Kogoya juga menyampaikan ucapan terimakasih
banyak kepada TNI karena disaat mereka tidak punya makanan, TNI selalu hadir
dan membatu Mereka.
Hingga
saat ini situasi dan kondisi Kab. Puncak khususnya wilayah Distrik Gome
terpantau Kondusif dan warga masih mengungsi di Pos TNI Gome.(PENDAM III/SLW )