Kab. Bandung, - Berbagai
upaya untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat, Pangdam III/Siliwangi
Mayjen TNI Arief Kunto Wibowo didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana
Daerah III/Siliwangi Ny. Mia Kunto Arief Wibowo beserta pejabat Kodam melaksanakan
peninjauan Mesin Olah Runtah (MOTAH-1 Siliwangi) di wilayah kerja Sektor 7
Citarum Harum Desa Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Senin
(22/05/23).
Demikian disampaikan
Kapendam III/Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen melalui rilisnya, Selasa (23/05/23).
Kedatangan Pangdam dan
rombongan disambut Dansektor 7 Satgas Citarum Harum Kolonel Caj (K) Nurjanah
Suad S.pd. M.Si., Kasrem 062/TN, Dandim 0624/Kab. Bandung, Direktur PT. Sparta,
Muspika Kecamatan Baleendah dan Muspika Dayeuhkolot.
Pada kesempatan itu Dansektor 7 memaparkan sistem kerja Mesin Olah Runtah (MOTAH). Mesin tersebut memiliki 5 keunggulan, yaitu hemat energi, tidak menggunakan listrik dan bahan bakar, suhu pembakaran tinggi hingga mencapai 1000°C, kapasitas pembakaran sampai dengan 500-kg/jam, instalasi dan perawatan mudah dan bahan terbuat dari material berkualitas tinggi.
"MOTAH-1 Merupakan
inovasi insinerator instan baru dengan sistem kontrol udara untuk mendukung
proses pembakaran. Tidak perlu menggunakan listrik sehingga cocok untuk daerah
yang belum terdapat prasarana listrik. Hanya menggunakan bahan dari sampah
untuk menghasilkan energi panas. Hemat energi dan biaya perawatan sangat rendah," jelas
Dansektor.
Dari uji coba yang
dilakukan, mesin mudah digunakan, desain sistemnya menjaga keseimbangan antara
volume udara dan termal. Dengan sistem 3 ruang pembakaran, proses pembakaran
dapat mencapai suhu tinggi hingga 1.000°C sehingga proses pembakaran lebih
sempurna. Asap yang dihasilkan sangat sedikit, oleh karena itu APS ini cukup
ramah lingkungan.
Mayjen TNI Arief Kunto
Wibowo mengatakan, bahwa upaya terus dilakukan untuk mencoba membuat alternatif
solusi dengan generasi pengelolaan sampah yang tanpa menggunakan bahan bakar
namun ekonomis dan produktif.
"Kita coba naungi dengan
program Citarum Harum, dengan menjadi rekomendasi pada tahun berikutnya sebagai
salah satu upaya yang bisa dilanjutkan bila program citarum selesai. Maka perlu
ada nilai edukasi sebagai tahapan akhir dari program Citarum," jelas
Pangdam.
Diperlukan pembiasaan
terhadap pola bermasyarakat dalam membuang sampah sehingga Citarum Harum tidak
lagi dipenuhi oleh sampah. Sudah ada metode pengelolaan sampah di tingkat desa,
tetapi perlu kita sinkronkan dengan kebijakan pemerintah dan dinas lain yang
terlibat termasuk Satgas Citarum Harum.
"Sampah habis di desa
masing-masing merupakan harapan semua. Sampah merupakan masalah nasional,
bagaimana kita sekarang di tataran oprasional dan teknisnya. Harapan dari
bentuk pelaksanaan kebijakan sudah kita lakukan. Kita mencoba mulai dari bottom
up terhadap tiap kebijakan bahwa feedback nya serius dalam pengeloaan
sampah," terangnya.
Metode pembakaran sampah
tersebut diharapkan dapat menjadi suatu alternatif karena pengelolaan sampah
juga ada nilai lain. Pertama, menjadikan nilai ekonomis karena menciptakan
energi. Kedua, menghabiskan sampah dengan alat yang tidak memerlukan bahan
bakar. Hal tersebut yang perlu kolaboratif dengan lainnya agar tiap nilai dapat
di eksplore dengan efektif.
Sementara Lurah Cangkuang
Wetan Asep Kusmiadi mengatakan, dengan hadirnya MOTAH di desanya sangat
membantu PR (Pekerjaan Rumah) tentang permasalahan sampah. "Dengan adanya MOTAH sampah di desa sudah
mulai tidak ada (bersih)".
"Hal ini sangat
membantu pemerintah Desa, karena sampah sudah menjadi PR yang umum. Oleh kerena
itu kami berharap, dengan percontohan di desa Cangkuang Wetan bisa menular ke
desa-desa lain agar di tiap desa ada pengolahan seperti di desa kami dan dapat
menuntaskan sampah di desanya masing-masing," ujar Asep. (Pendam III/Siliwangi).